Physical Culturist

Mengenal apa itu Physical Culturist, kenapa harus Physical Culturist, dan bagaimana menjadi Physical Culturist.

Physical Culturist

Jakarta, 15 Mei 2024. - Saya akan memulai dengan salah satu ayat Al-Qur'an dari Surat At-Tin ayat 4.

"Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."

so by design, tubuh manusia memang diciptakan dengan bentuk yang paling sempurna, lengkap, dan fungsional dibanding makhluk ciptaan Allah yang lain ; binatang, tumbuhan, bahkan iblis dan malaikat.

“Sehat bukanlah tujuan, sehat adalah syarat.” Betapa banyak tujuan dan harapan yang ingin kita raih, dengan berbagai rencana dan strategi yang sudah kita bentuk. Namun terasa nihil saat badan tidak memiliki satu fondasi essensial yaitu Kesehatan.

Tubuh yang sehat adalah kendaraan bagi sebuah gagasan. jika fisik manusia prima maka mimpi bisa direalisasikan di alam nyata. Jika fisik itu melemah dan hancur maka hilanglah satu fondasi produktivitas manusia.

Dan karena setiap individu memiliki perbedaan genetik, karakter tubuh, jenis kelamin, golongan darah dan kebutuhan nutrisi yang berbeda. Maka proses matching untuk menuju Kesehatan butuh perencanaan dan pertimbangan yang matang.

Kemudian yang penting adalah memiliki tubuh yang sehat dan berfungsi dengan baik. Tubuh individu yang sehat dan berfungsi dengan baik tidak hanya tergantung pada berat badan tetapi juga factor lain seperti kebugaran kardiovaskular, kekuatan otot, massa lemak, fleksibilitas, dan kesehatan organ lain.

Tubuh manusia dirancang oleh Allah capable untuk mengangkat beban, bisa berlari yang jauh, mampu berenang dan bahkan sanggup untuk mendaki gunung. sepanjang catatan sejarah tentag tubuh manusia, manusia itu seharusnya punya otot yang kencang (bukan berarti harus besar) dan punya lemak yang sedikit.
Berbeda dengan peradaban modern yang relative lebih aman, dimana tubuh manusia mulai melemah karena insting bertahan hidupnya dimanja oleh janji keamanan nasional seperti polisi dan tentara. Sense of security manusia terkikis oleh rutinitas, kenyamanan dan janji keamanan sosial.

Mari kita lihat data keadaan kebanyakan manusia sekarang ;

  • Obesitas orang dewasa di seluruh dunia meningkat dua kali lipat sejak tahun 1990, dan obesitas remaja meningkat empat kali lipat. (WHO)

  • 20 juta anak di bawah 5 tahun punya berat badan yang berlebih (data BBC)

  • Hipertensi Jadi Penyebab Kematian Tertinggi (data CNBC)

  • 1 dari 3 orang Indonesia mengidap hipertensi (kemenkes)


Dari data tersebut membuktikan bahwa pembunuh terbesar manusia bukanlah makhluk buas bertaring tajam ditengah hutan, atau paus besar di kedalaman laut. Bukan juga kecelakaan akibat mobil, motor bahkan bukan juga pesawat. Pembunuh terbesar itu ada dimeja makan kita. (gula dan garam)

Pengabdian diri manusia modern pada kegiatan di depan komputer atau gadget juga menjadi salah satu penyebab utama munculnya berbagai penghalang produktivitas manusia. Seperti yang sudah diingatkan Nabi “dua nikmat yang paling banyak dilalaikan, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.”

Meski tubuh manusia memiliki banyak varian dan variasi, seorang physical culturist tetap menjalani berbagai macam disiplin fisik, mental dan spiritual. Melalui berbagai macam metode latihan seperti mengangkat beban, berlari, berenang, martial arts atau aktivitas fisik lain, Melalui pola makan dengan nutrisi yang baik, dan juga melalui jadwal istirahat yang cukup dan menejemen stress yang tepat.

Karena setiap profil kesehatan manusia yang berbeda itu membutuhkan olahraga yang berbeda pula, proses matching tubuh, pola makan, istirahat dan aktivitasnya pasti membutuhkan ilmu dan wawasan yang valid.

Selemah-lemahnya tubuh, minimal latihlah diri oleh pemahaman mendasar tentang self rescue, wawasan akan mekanisme standar dalam penyelamatan diri dari bahaya seperti mampu meloloskan diri saat terjadi kebakaran, mengalihkan perhatian dan melarikan diri dari kejahatan, berlindung saat terjadi gempa, dan sesekali survival dengan kondisi minim diluar perkotaan yang serba ada.

Jika seorang pelukis menggunakan kanvas sebagai media menuangkan karyanya, penyanyi menggunakan music sebagai media karya. Maka seorang physical culturist (seniman tubuh) menggunakan badan sebagai media karyanya.